Kamis, 23 Oktober 2014

Globalisasi Terhadap Indonesia dalam Aspek Budaya

Globalisasi menurut beberapa ahli yaitu :
·         The Consequences of ModernityAnthony Giddens memakai definisi berikut:
Globalisasi dapat diartikan sebagai intensifikasi hubungan sosial dunia yang menghubungkan tempat-tempat jauh sehingga peristiwa di suatu tempat dapat dipengaruhi oleh peristiwa yang terjadi di tempat lain sekian kilometer jauhnya dan sebaliknya. 
·    Dalam buku The Race to the Top: The Real Story of Globalization, jurnalis Swedia Thomas Larsson menyatakan bahwa globalisasi adalah:
Proses penyusutan dunia sehingga jarak semakin pendek dan segala hal terasa semakin dekat. Globalisasi mengacu pada semakin mudahnya interaksi antara seseorang di satu tempat dengan orang lain di belahan dunia yang lain.
          Dunia sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat dari tahun ketahun pasti ada saja yang berubah baik dalam segi ekonomi, sosial, budaya maupun dalam IPTEK. Dan negara pun sudah mengalami era globalisasi terutama negara Indonesia. Dalam globalisasi akan ada hal yang dapat diterima oleh negara, ada pula yang tidak. Salah satu unsur atau globalisasi tersebut adalah budaya, karena tiap negara telah memiliki kebudayaanya masing-masing, situasi tersebut sering terjadi dan menjadi problematika di tiap negara karena adanya benturan-benturan. Di Indonesia yang memiliki tradisi budaya timur tentu akan menghadapi berbagai benturan dengan budaya-budaya yang datang dari barat, meskipun benturan tersebut tidak semuanya menimbulkan hal yang negatif tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi konflik kebatinan dalam masyarkat Indonesia. Salah satu contoh dari globalisasi budaya tersebut adalah penolakan masyarakat Indonesia terhadap ajang Miss Word yang diselanggarakan di Indonesia. Pada dasarnya Indonesia adalah bangsa yang memiliki kultur yang sangat kuat, hal ini dapat dilihat pada tradisi-tradisi budaya yang ada di Indonesia sejak dinasti-dinasti kerajaan yang ada di Indonesia hingga tradisi saat ini telah menjadi bukti tentang otentiknya budaya Indonesia sejak masa lalu yang berasal dari leluhur. Kita harus menjadi bangsa yang mampu membuat bangsa lain juga melakukan penyesuaian terhadap bangsa kita berdasarkan pijakan kebudayaan tadi, hal ini sebenarnya sudah memiliki dasar kekuatan. 

Contoh: Bahasa Indonesia
       Melalui Bahasa Indonesia kita mempersatukan Negara-negara di Asia Tenggara dan kita bisa mendorong agar Bahasa Indonesia menjadi bahasa regional di Asia Tenggara, hal ini dikarenakan beberapa Negara Asia Tenggara telah menggunakan bahasa Indonesia seperti Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina dan beberapa Negara Asia Tenggara lainnya bahkan hingga di  Rusia dan Suriname Bahasa Indonesia cukup populer. Selain itu ada juga beberapa kebudayaan kita yang telah diakui oleh  dunia internasional sebagai salah satu warisan budaya dunia seperti kerajinan batik, beberapa tari daerah, teknik pertanian subak di Bali dan beberapa keunikan budaya lainnya yang dimiliki Indonesia. Hal ini menunjukan kalau bangsa kita memang mampu untuk menunjukkan eksistensinya di dunia internasional tanpa harus meninggalkan budayanya sendiri justru dengan bermodal budaya yang kita miliki kita harus lebih percaya diri.
         Dari contoh diatas, kita bisa menyimpulkan bahwa Indonesia sangat memegang kebudayaannya. Seharusnya Indonesia atau pemerintah Indonesia harus bisa lebih menjaga kebudayaan yang ada. Jangan membiarkan budaya kita di ambil oleh negara lain, dan seharusnya baik dari Pemerintah Indonesia bisa lebih membatasi budaya luar yang datang ke Indonesia baik dalam bentuk acara seperti Miss Word beberapa tahun lalu ataupun dalam bentuk apapun. Dan dari diri kita sendiri bisa melestarikan budaya itu sendiri baik dalam datang nya budaya asing ke Indonesia seperti model baju orang timur maupun dalam bentuk menyukai lagu-lagu negara lain. Seharusnya kita bisa lebih melestarikan atau bisa lebih menyukai budaya kita sendiri dibandingkan dengan budaya orang lain. 

Kamis, 16 Oktober 2014

Implikasi Teknologi Terhadap Periklanan

Sejarah Sabun
        Sebelum Tarikh Masehi, hanya ada sedikit bukti tentang pemakaian sabun untuk kebersihan pribadi. Orang Yunani dan belakangan orang Romawi biasanya menggunakan minyak wangi untuk membersihkan tubuh mereka. Kemungkinan mereka mempelajari seni membuat sabun dari orang Kelt. Dalam karyanya Natural History, penulis Romawi abad pertama yakni Plinius Tua menggunakan kata saipo dari bahasa Gaul; konon dari kata itulah muncul kata ”savon” dalam bahasa Prancis dan ”sabun” dalam bahasa Indonesia. 

Produksi Sabun Masa Awal
          Salah satu resep terperinci yang pertama untuk sabun terdapat dalam himpunan rahasia dagang para perajin abad ke-12. Selama bertahun-tahun, proses kimiawi untuk produksi sabun pada dasarnya masih tidak berubah. Minyak dan lemak dari berbagai sumber direbus dengan larutan alkalin kaustik dalam suatu proses yang menghasilkan sabun mentah. Reaksi ini disebut saponifikasi.
       Tidak mengherankan apabila mutu sabun yang dihasilkan bergantung pada bahan yang digunakan. Abu kayu dan lemak binatang digunakan dalam pembuatan sabun masa awal, dan pemukim kolonial di Amerika Serikat menggunakan ramuan ini untuk memproduksi sabun lunak seperti agar-agar berwarna cokelat untuk pemakaian sehari-hari.
      Secara turun-temurun, sabun yang dihasilkan di Eropa bagian selatan dibuat dari minyak zaitun. Para pembuat sabun di kawasan yang lebih dingin masih menggunakan gemuk. Ada yang bahkan menggunakan minyak ikan. Meski cukup memadai untuk mencuci pakaian, sabun ini tidak diminati untuk mandi! Meskipun begitu, gemuk dan minyak hanyalah sebagian dari sejarah sabun.

Implikasi Teknologi terhadap iklan zaman dulu sampai zaman sekarang 

          Pada zaman dulu saat zaman Romawi kuno masyarakat sudah mengenal sabun, bahkan sudah diiklankan secara cetak. Uniknya, iklan- iklan cetak tersebut ada yang berbahasa jawa krama (tingkatan bahasa jawa yang halus). Yang paling sering membuat orang terheran tak percaya adalah kenyataan kalau sabun mandi Lux yang telah menjadi sabun rakyat itu sudah beredar di Indonesia sejak tahun 1930-an! Dan yang menarik, kecantikan ala barat sudah mulai dijadikan kecantikan ideal seorang wanita. Dalam salah satu iklan Lux tahun 1930-an, terpampang gambar seorang wanita berbusana jawa, kebaya kutubaru dipadu kain jarik dan sanggul sederhana di kepala. Wanita itu memandang cermin sambil memegangi pipi. Sketsa wanita dengan kecantikan khas jawa tersebut dijejerkan dengan kalimat pernyataan “Koelit moeka jang haloes menambah kecantikan paras njonja”. Sebuah kalimat berbahasa Indonesia yang sesuai EYD lama. Namun anehnya, narasi di bawah foto wanita tersebut menggunakan bahasa jawa krama. “Koelit rai ingkang aloes mewahi saening roepi.”(versi bahasa jawa dari tagline iklan tersebut). Simak pula narasi yang mengikuti tagline tersebut.
Sinten ingkang boten kepengin gadah rai aloes lan praejan ajoe? Sadengah tijang estri harak inggih ngaosi dateng saening rai, lan seneng ta jen roepinipun sae? Sarananipoen gampil, Saboen Wangi Lux mligi kangge ngoepakara koelit, lan jen saben dinten ngagem Saboen Wangi Lux temtu bade bingah jalaran roepinipun saja mindak sae sanadjan ing soewaoe koelitipoen boten aloes. Oemploekipun Sabun Wangi Lux ingkang loemer, aloes lan njegeraken, angicalaken sakatahing rereged ing koelit lan ing bolongan kringet kanti enggal, lan adamel segering badan lan moeroegaken tjahja kados nem. Sesekaring film 847 ingkang ajoe-ajoe ing studio ing Hollywood lan miljoenan tijang estri adjeg ngangge saboen wangi Lux. Tjoba ngagema saboen wangi Lux lan kaoedija saening roepi kados sesekaring film waoe.”

Terjemahan bebas iklan tersebut dalam bahasa Indonesia kira- kira seperti ini.

Siapa yang tidak ingin punya wajah halus dan paras cantik? Banyak perempuan ingin wajah yang bagus dan senang kan jika parasnya cantik? Caranya gampang, Sabun Wangi Lux khusus untuk merawat kulit dan jika setiap hari memakai sabun wangi Lux tentu akan senang karena wajahnya semakin bertambah cantik walaupun tadinya kulitnya tidak halus. Busa sabun wangi Lux yang lumer, halus, dan menyegarkan, menghilangkan banyak kotoran di kulit dan di pori- pori dengan baru, dan membuat badan segar dan mengembalikan cahaya wajah seperti muda. Bintang film 847 yang cantik- cantik di studio Hollywood dan jutaan wanita selalu memakai sabun wangi Lux. Coba pakailah sabun wangi Lux dan dapatkan wajah cantik seperti bintang film tadi.

Salah satu contoh iklan sabun pada zaman dulu 


Perubahan iklan zaman dulu ke zaman sekarang, yang di buat oleh teknologi. 



      Sebenarnya apa yang menarik dari iklan kuno sabun wangi Lux dibandingkan iklan sabun Lux yang sekarang sering tayang di televisi? Dari beberapa sisi, kita dapat menangkap kejanggalan- kejanggalan bahasa periklanan jaman kolonial tersebut. Dari kalimat awalnya saja sudah janggal, tagline utama berbahasa Indonesia, namun narasinya berbahasa jawa halus. Ada inkonsistensi penggunaan bahasa. Yang kedua, bahasa persuasinya yang bertele- tele dan sangat menjual mimpi. Tidak seperti iklan sabun Lux sekarang yang cukup memajang foto aktris cantik berkulit indah yang dikagumi pria, iklan sabun Lux kuno secara eksplisit mengatakan kalau kita bisa berubah menjadi seperti bintang film jika memakai sabun Lux. Entah bagaimana tanggapan wanita jawa jaman dahulu dengan iming- iming perubahan penampilan seperti itu, tapi wanita sekarang pasti tahu kalau sabun mandi terbaik pun tidak mungkin seajaib itu hingga bisa merubah wajah menjadi seperti bintang film. Sekarang hal seperti itu tidak boleh dijadikan materi iklan karena melanggar Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia, asas kejujuran yang berbunyi “Iklan tidak boleh menyesatkan, antara lain dengan memberikan keterangan yang tidak benar, mengelabuhi, dan memberikan janji yang berlebihan. ” Di isi iklan, pernyataan dan janji mengenai produk harus dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Tentu janji eksplisit merubah wajah seperti bintang film seharusnya tidak dituliskan. Kalau memakai wanita cantik sebagai model dan orang yang menonton iklan lantas merasa terbujuk karena berharap bisa secantik si model itu merupakan hal yang lain lagi karena pesan menjadi cantik tidak secara eksplisit diutarakan tapi menggunakan simbol seorang model.
       
Jadi teknologi zaman dulu dan zaman sekarang sangat lah berbeda jauh. Baik dari segi teknologi nya sendiri mau pun perkembangan pengetahuan masyarakat Indonesia yang sudah mengenal teknologi. Dan dilihat dari contoh di atas, iklan sabun zaman dulu sangat berbeda dengan iklan sabun zaman sekarang. Iklan sabun zaman dulu lebih menggunakan kata-kata yang bertele-tele dan menggunakan artis lokal. Jika dibandingkan dengan periklanan zaman sekarang model iklannya bisa berasal dari luar negeri agar menarik minat konsumen. 






Kamis, 09 Oktober 2014

Perkembangan Teknologi Komunikasi - 2

     1. Berapa jumlah media massa yang dikuasai Rupert Murdoch?
Rupert Murdoch, Raja Media dari Negara Paman Sam
          Rupert Murdoch membangun kerajaan bisnis medianya dengan nama News Corporations, salah satu perusahaan media terbesar dan paling berpengaruh di dunia. Perusahaan yang dimiliki NewsFOX dan Harper Collins di Amerika Serikat dan BSkyB di Britania Raya. Ia sebelumnya merupakan warga negara Australia, namun kemudian secara resmi menjadi warga negara Amerika Serikat terkait dengan keberadaan bisnisnya di negara Paman Sam tersebut.
          Berikut sejarah perkembangan bisnis media yang dibangun Rupert Murdoch dengan cara mengakuisisi beberapa perusahaan di seluruh dunia yang digabungkan ke dalam induk perusahan News Corporation miliknya. News Corporation adalah perusahaan publik yang dipegang oleh Rupert Murdoch. Didirikan pada tahun 1979 di Australia, perusahaan ini dipindahkan ke Amerika Serikat pada tahun 1980. Perrusahaan ini memiliki ribuan media massa, seperti pesaing globalnya, General Electric. Fox News Channel adalah saluran berita terkini yang dikemas cermat oleh Fox Broadcasting Company. Dirintis oleh Rupert Murdoch, saluran ini didirikan pada tanggal 7 Oktober 1996, dengan bantuan dari CBS, NBC dan ABC. 20th Century Fox, kependekan dari Twentieth Century Fox Film Corporation, adalah salah satu studio film utama, terletak di Century City, California, Amerika Serikat, persis di barat Beverly Hills. Studio ini merupakan anak perusahaan News Corporation, konglomerat media yang dikuasai oleh Rupert Murdoch.
          Perusahaan ini merupakan hasil dari penggabungan dua perusahaan, Fox Film Corporation didirikan oleh William Fox pada 1914, dan Twentieth Century Pictures, dimulai pada 1933 oleh Darryl F. Zanuck, Joseph Schenck, Raymond Griffith dan William Goetz. The Times adalah surat kabar harian yang diterbitkan di Inggris Raya sejak tahun 1785, ketika itu masih dikenal dengan nama The Daily Universal Register. Surat kabar ini dan saudaranya The Sunday Times diterbitkan oleh Times Newspapers Limited, yang merupakan bagian dari News International. News International dimiliki secara keseluruhan oleh kelompok News Corporations, yang dipimpin oleh Rupert Murdoch.  The Times adalah nam asli dari surat kabar ini, dan meminjamkan namanya pada berbagai surat kabar di beberapa penjuru dunai, seperti The New York Times, The Times of India, dan The Irish Times. Untuk lebih khusus, jika diterbitkan untuk daerah di luar UK sebagai London Times. Surat kabar ini aslinya mempergunakan jenis huruf Times New Roman, yang dikembangkan oleh Stanley Morison dari The Times bekerjasama dengan Monotype Corporation yang sudah terkenal akan percetakannya. (bn)

2. Siapa saja tokoh – tokoh dunia yang menguasai industri media?

  • Mortimer Zuckerman, pemilik NY Daily News, US News & World Report .
  • Leslie Moonves, presiden televisi CBS
  • Jonathan Miller, ketua dan CEO divisi AOL-Time-Warner
  • Neil Shapiro, presiden NBC News
  • Jeff Gaspin, Wakil Presiden Eksekutif, Pemrograman, NBC
  • David Westin, presiden ABC News
  • Sumner Redstone, CEO dari Viacom, “memiliki media terbesar dunia” (Ekonom, 11/23/2), memiliki kabel Viacom, CBS dan MTV di seluruh dunia, persewaan video Blockbuster dan Black Entertainment TV.
  • Michael Eisner, pemilik utama dari Walt Disney, Capitol Cities, ABC.
  • Rupert Murdoch, Pemilik Fox TV, New York Post, London Times, News of the World
  • Mel Karmazin, presiden dari CBS
  • Don Hewitt, Direktur Eksekutif 60 Minutes, CBS
  • Jeff Fager, Direktur Eksekutif, 60 Minutes II. CBS
  • David Poltrack, Wakil Presiden Eksekutif, Penelitian dan Perencanaan, CBS
  • Sandy Krushow, Ketua Fox Entertaiment
  • Llloyd Braun, Ketua ABC Entertaiment
  • Barry Meyer, Ketua Warner Bros
  • Sherry Lansing. Presiden Komunikasi Paramount dan Ketua Paramount Pictures Grup Motion.
  • Harvey Weinstein, CEO. Miramax Films.
  • Brad Siegel., Presiden, Turner Entertainment.
  • Peter Chernin, orang kedua Rupert Murdoch di News. Corp
  • Marty Peretz, pemilik dan penerbit New Republi
  • Arthur O. Sulzberger, JR., Penerbit NY Times, Boston Globe dan publikasi lainnya.
  • William Safire, kolumnis untuk NYT.
  • Tom Friedman, kolumnis untuk NYT.
  • Charles Krauthammer, kolumnis untuk Washington Post.
  • Richard Cohen, kolumnis untuk Washington Post
  • Jeff Jacoby, kolumnis untuk Boston Globe
  • Norman Ornstein, American Enterprise Inst., Kolumnis rutin untuk USA Today, penulis berita analis untuk CBS, dan co-presiden dengan Leslie Moonves, Komite Penase\ihat      Kepentingan Umum Kewajiban Produsen Digital TV
  • Arie Fleischer, sekretaris pers Dubya.
  • Stephen Emerson, pilihan pertama setiap outlet media sebagai pakar terorisme dalam negeri.
  • David Schneiderman, pemilik dan Village Voice New jaringan Times “mingguan alternatif.”
  • Dennis Leibowitz, kepala UU Mitra II,
  • Kenneth Pollack, untuk analis CIA, direktur Pusat Saban untuk Kebijakan Timur Tengah, menulis op-eds di NY Times, New Yorker
  • Barry Diller, ketua Amerika Serikat Interaktif, bekas pemilik Universal Entertaiment.
  • Kwnnwth Roth, Direktur Eksekutif Human Rights Watch
  • Richard Leibner, menjalankan N.S. Bienstock
  • Terry Semel, CEO, Yahoo, Warner Bros
  • Mark Golin, VP dan Direktur Kreatif, AOL
  • Warren Lieberford, Pres., Warner Bros Home Video Div. AOL-timewarner
  • Jeffrey Zucker, Presiden NBC Hiburan

3. Bagaimana teknologi komunikasi mendukung kerrja korporasi di berbagai negara secara terpisah?
          Dengan adanya Kantor Virtual (Virtual Office), teknologi komunikasi dapat mendukung kerja korporasi di berbagai negara secara terpisah. Didalam Virtual Office terdapat tim yang saling bekerja sama yang disebut dengan tim maya atautim yang terpisah secara geogfaris. Anggota tim virtual berkomunikasi secara elektronik. Dengan cara itu mereka dapat dengan mudah mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Begitu juga sebaliknya, mereka juga dapat memberikan informasi kepada anggota tim lain dengan mudah, sehingga pekerjaan yang mereka kerjakan dapat diselesaikan dengan baik walaupun tidak bertatap muka, melainkan dengan mengandalkan teknologi komunikasi yang saat ini semakin berkembang. Mereka bekerja di seluruh waktu, ruang, dan dengan batas-batas organisasi diperkuat oleh link webs komunikasi teknologi. Karena terpisah secara geografis, maka organisasi boleh menyewa dan mempertahankan orang-orang terbaik tanpa memperhatikan lokasi.

4. Berapa Banyak Korporasi media massa yang ada di Indonesia ?
          Di bidang pertelevisian, selain jaringan TVRI, terdapat 10 (sepuluh) stasiun televisi swasta, yaitu RCTI, TPI, SCTV, ANTEVE, INDOSIAR, METRO TV, TRANSTV, TRANS7, tvOne, dan GLOBAL TV. Di samping itu kini telah beroperasi 7 televisi berlangganan satelit, 6 televisi berlangganan terrestrial, dan 17 televisi berlangganan kabel. Dunia penyiaran radio pun mengalami kemajuan meskipun tidak sepesat televisi. Hingga akhir tahun 2002, terdapat 1188 Stasiun Siaran Radio di Indonesia. Jumlah itu terdiri atas 56 stasiun RRI dan 1132 buah Stasiun Radio Swasta. Perkembangan industri dan bisnis penyiaran juga telah mendorong tumbuh pesatnya bisnis rumah produksi (Production House/PH). Sebelum krisis ekonomi, tercatat ada 298 buah perusahaan PH yang beroperasi di mana sekitar 80% di antaranya berada di Jakarta. Pada saat krisis, khususnya antara tahun 1997-1999, jumlah PH yang beroperasi menurun drastis sampai sekitar 60%. Pada tahun 2003, bisnis PH secara perlahan kembali bangkit yang antara lain didorong oleh peningkatan jumlah televisi swasta. Kebutuhan TV swasta akan berbagai acara siaran, mulai acara hiburan sampai acara informasi dan pendidikan, banyak diproduksi oleh PH lokal. Serta dalam bisnis media penerbitan, khususnya surat kabar dan majalah, juga mengalami peningkatan khususnya dalam hal kuantitas. Pada tahun 2000, menurut laporan MASINDO, terdapat 358 media penerbitan. Jumlah tersebut terdiri atas 104 surat kabar, 115 tabloid, dan 139 majalah. Hal menarik dalam penerbitan media massa cetak ini adalah semakin beragamnya pelayanan isi yang disesuaikan dengan karakteristik kebutuhan segmen khalayak pembacanya.

5. Unsur persaingan bisnis apa yang sekarang dilakukan media massa?
Konglomerasi Media dan Ekonomi Politik Media
          Harian Umum Koran Jakarta edisi 27 Februari 2013 kemarin memuat artikel saya berjudul: Konglomerasi Media [atau bisa dibaca di sini: di mana saya sangat merisaukan di mana para pemilik media massa yang saat ini berprofesi sebagai politisi, memanfaatkan jaringan media massa milik mereka untuk kepentingan meraih karier politik; yakni menguasai “Istana Negara”. Judul aslinya adalah Konglomerasi Media, Tarik Ulur Misi Bisnis-Politik; namun oleh editornya—subjudulnya “dipenggal” menjadi sebagaimana yang tertulis di atas. Dengan membuat panjang judul artikel saya di atas, saya ingin menekankan bahwa media massa adalah hasil perkawinan genetis antara kepentingan ekonomi [bisnis] dan kepentingan politik [kekuasaan]. Hal ini relevan dengan pemikiran teori ekonomi politik media yang dilontarkan oleh para pemikir dalam kelompok Frankfurt School Jerman yang beraliran “kiri-kritis-radikal”.
         Di Indonesia kini, teori ekonomi media sudah terbukti benar karena melahirkan para konglomerat media; yang kaya gara-gara bisnis medianya. Dan teori politik media juga sudah terbukti; karena para pemilik media massa itu sudah banyak yang menjadi pejabat eksekutif [menteri]. Kita tinggal menunggu klimaksnya, apakah pada Pilpres 2014 mendatang; akan menghasilkan para eksekutif yang notabene-nya mereka pemilik media? Jika itu benar terjadi; maka sudah lengkaplah kesahihan “teori ekonomi politik media” ini. Sehingga sangat rasional, di masa depan akan tercipta “rezim media” di mana kekuasaan eksekutif [presiden, wakil presiden dan menterinya], bahkan legislatif dan yudikatifnya akan dikuasai oleh para pemilik media massa.Mengapa saya memiliki analisis model demikian. Mari kita tilik peta industri media massa [cetak dan elektronik] di Indonesia dewasa ini. Bahwa faktanya, saat ini [Sabtu Wage, 29 Juni 2013]; berbagai perusahaan media massa cetak dan elektronik yang ada di Indonesia hanya dikuasai oleh 13 perusahaan raksasa saja. Siapakah mereka? Mereka adalah MNC Group dimiliki oleh Hary Tanoesoedibjo mempunyai 20 stasiun televisi, 22 stasiun radio, 7 media cetak dan 1 media online; Kompas Gramedia Group milik Jacob Oetomo memiliki 10 stasiun televisi, 12 stasiun radio, 89 media cetak dan 2 media online; Elang Mahkota Teknologi milik Eddy Kusnadi Sariaatmadja mempunyai 3 stasiun televisi dan 1 media online; sedangkan Mahaka Media dipunyai oleh Abdul Gani dan Erick Tohir mempunyai 2 stasiun televisi, 19 stasiun radio, dan 5 media cetak; CT Group dipunyai Chairul Tanjung memiliki jaringan 2 stasiun televisi, 1 media online.
       Grup perusahaan lainnya adalah Beritasatu Media Holdings/Lippo Group yang dimiliki James Riady mempunyai 2 stasiun televisi, 10 media cetak dan 1 media online; Media Group milik Surya Paloh memiliki 1 stasiun televisi dan 3 media cetak; Visi Media Asia (Bakrie & Brothers) milik Anindya Bakrie mempunyai 2 stasiun televisi dan 1 media online; Jawa Pos Group milik Dahlan Iskan dan Azrul Ananda mempunyai 20 stasiun televisi, 171 media cetak dan 1 media online; MRA Media milik Adiguna Soetowo dan Soetikno Soedarjo memiliki 11 stasiun radio, 16 media cetak; Femina Group milik Pia Alisyahbana dan Mirta Kartohadiprodjo mempunyai 2 stasiun radio dan 14 media cetak; Tempo Inti Media milik Yayasan Tempo memiliki 1 stasiun televisi, 1 stasiun radio, 3 media cetak dan 1 media online; Media Bali Post Group (KMB) milik Satria Narada mempunyai 9 stasiun televisi, 8 stasiun radio, 8 media cetak dan 2 media online (Nugroho,Yanuar. dkk. 2012 dan Lim, M. 2012).
       Jika dipetakan kembali, di luar 13 grup korporasi media massa nasional di atas; terdapat perusahaan media raksasa milik negara [milik rakyat] yakni TVRI, RRI dan Kantor Berita Antara; yang selama ini penggunaannya lebih diberdayakan sebagai “kepanjangan tangan” dari pemerintah yang sedang berkuasa, sehingga publik (masyarakat) merasa kurang memilikinya. Dan juga di berbagai daerah, hingga kini masih hidup perusahaan media lokal yang terlepas dari struktur manajemen 13 perusahaan raksasa nasional di atas. Mereka adalah KR Group (SKH Kedaulatan Rakyat, Koran Merapi Pembaruan, SKM Minggu Pagi, KR Radio), Pikiran Rakyat Group (Pikiran Rakyat, Galamedia, Pakuan, Priangan, Fajar Banten, Radio Parahyangan, Percetakan PT Granesia Bandung), Suara Merdeka Group (Suara Merdeka, Wawasan, Cempaka, Harian Tegal, Harian Pekalongan, Harian Semarang, Harian Banyumas dll.), Bisnis Indonesia Group (Bisnis Indonesia, Solopos, Harian Jogja, Solopos FM) serta grup perusahaan daerah lain. Era konvergensi media yang melahirkan para kongomerat media menyebabkan terjadinya pemusatan kepemilikan media massa, dan timbulnya tarik ulur antara idealisme pers, kepentingan bisnis dan kepentingan politik. Industri media massa di Indonesia kini dikendalikan sejumlah pemilik modal yang terkonsentrasi, yang mengarah ke oligopoli media, bahkan monopoli kepemilikan media (Supadiyanto, 2013).
        Jelaslah adanya oligopoli media, yang mengarahkan terciptanya monopoli media massa mengancam hak publik dalam mengakses informasi, sebab perusahaan media massa dikendalikan para pemilik modal dan digunakan untuk mengeruk keuntungan. Tentunya media masssa menjadi lahan bisnis yang sangat menguntungkan bagi mereka yang mencari kekuasaan. Hal ini terutama terjadi dengan sejumlah pemilik media yang erat terhubung ke politik. Sebagai contoh sederhana, Aburizal Bakrie (pemilik Visi Media Asia yang sekaligus menjadi Ketua Umum Partai Golkar), Surya Paloh (pemilik Media Group dan Ketua Umum Partai Nasional Demokrat), Harry Tanoesoedibjo (pemilik MNC Group dan sekaligus politikus Partai Hanura, sebelumnya pernah bergabung dengan Partai Nasional Demokrat), Dahlan Iskan (bos Jawa Pos Group sekaligus pejabat pemerintah yang kini menjadi Menteri BUMN), dll. Sehingga munculnya persepsi publik yang menguatkan bahwa kepentingan para pemilik media mengancam hak warga dalam memperoleh informasi yang jujur dan netral, karena para pengusaha media menggunakan media sebagai alat kampanye politik untuk memengaruhi opini publik. Singkatnya, media telah menjadi sebuah mekanisme sistematik bagi para pengusaha dan politikus dalam menyampaikan kepentingan mereka sambil mendapatkan keuntungan dari bisnis.
      Dengan demikian, akan terjadi kompetisi bisnis sekaligus kompetisi politik, sebab para pengusaha media tersebut juga merangkap profesi sebagai politikus, yang berkeinginan kuat menjadi pejabat negara di berbagai lembaga eksekutif maupun legislatif. Terkonsentrasinya kepemilikan media massa di Indonesia pada sejumlah pengusaha, melahirkan para konglomerat media massa. Sebut saja mereka misalkan adalah Chairul Tanjung dan Hary Tanoesoedibjo. Berdasarkan data yang dirilis oleh Majalah Forbes edisi November 2012, dua pengusaha di atas tercatat sebagai orang terkaya ke-5 se-Indonesia tahun 2012 dengan total kekayaan mencapai USD 3,4 miliar dan orang terkaya ke-29 se-Indonesia dengan jumlah kekayaan mencapai USD 1,04 miliar. Sedangkan menurut versi Majalah Globe Asia, menempatkan Aburizal Bakrie (Visi Media Asia) menjadi orang terkaya ke-9 se-Indonesia, memiliki kekayaan sebesar USD 2,2 miliar, Chairul Tanjung (CT Group) sebagai orang terkaya ke-24 se-Indonesia dan Hary Tanoedoedibjo (MNC Group) sebagai orang terkaya ke-26 se-Indonesia, Jakob Oetama (Kompas Gramedia Group) sebagai orang terkaya ke-46 se-Indonesia, Dahlan Iskan (Jawa Pos Group) sebagai orang terkaya ke-80 se-Indonesia, Sukamdani Gitosardjono (Bisnis Indonesia Group) sebagai orang terkaya ke-101 se-Indonesia, Surya Dharma Paloh sebagai orang terkaya ke-102 se-Indonesia.
     Melihat sejarah pers Indonesia di masa lalu, pada masa Orde Lama berkuasa, Presiden Soekarno memberikan ruang dan kesempatan kepada pers untuk berkembang; di mana sebelumnya (prakemerdekaan) pers diposisikan sebagai alat perjuangan di masa peperangan menjadi alat popaganda negara. Sehingga muncul juga media massa yang selalu mengkritisi berbagai kebijakan yang digulirkan pemerintah. Partai-partai politik dan pejabat pemerintah pada masa Orde Lama memiliki surat kabar sendiri, misalkan Partai Komunis Indonesia (PKI) menerbitkan Bintang Timur dan ABRI memiliki Berita Yudha, surat kabar Indonesia Raya dimiliki Partai Sosialis Indonesia, sedangkan Partai Nahdhatul Ulama membuat surat kabar Duta Masyarakat dan Partai Masyumi membidani lahirnya Abadi, dan Suluh Marhaen adalah media yang dikuasai Partai Nasional Indonesia (PNI).
    Di masa Orde Baru, kehidupan pers benar-benar diintervensi pemerintah. Lahirlah peraturan-peraturan yang tak memungkinkan munculnya media massa yang bertentangan dengan kebijakan pemerintah. Akibatnya, banyak perusahaan media massa yang terkena pembreidelan (penghapusan hak terbit), sebagai dampak dari pemberitaan yang dinilai berseberangan dengan kebijakan pemerintah. Surat kabar yang pernah mengalami pembreidelan seperti Kompas, Tempo, Sinar Harapan dll. Di bidang media elektronik, pada masa itu hanya ada satu stasiun televisi yang dikendalikan oleh pemerintah yakni TVRI. Pada tahun 1989, lahirlah televisi swasta nasional pertama bernama RCTI yang dimiliki oleh Bambang Trihatmodjo (putra ketiga Soeharto), lantas menyusul kemudian lahir SCTV yang dimiliki oleh Sudwikatmono (sepupu Soeharto), TPI yang dimiliki Siti Hardiyanti Rukmana (putri Soeharto), ANTV milik Bakrie Group (Aburizal Bakrie, politikus Golkar), dan Indosiar milik Agung Laksono (politikus Golkar). Artinya, pada masa Orde Baru, hanya para keluarga dan kroni Soeharto sajalah yang bisa mendirikan perusahaan media massa. Bahkan untuk mendukung eksisensi Golkar, didirikan surat kabar Suara Karya, Harmoko (Menteri Penerangan) memiliki Pos Kota, Peter Gontha (rekanan bisnis Bambang Trihatmodjo) mendirikan Indonesian Observer, Sudono Salim (Liem Sioe Liong) mendirikan Indosiar TV, Agung Laksono dan Aburizal Bakrie mendirikan ANTV, Surya Paloh mendirikan Metro TV (Shen & Hill, 2000; Ida, 2006, 2009, 2011).
       Pada masa pemerintahan Orde Baru, SIUPP hanya diberikan kepada keluarga Soeharto dan politisi yang dekat dengan Soeharto. Sehingga hanya sedikit perusahaan media massa yang berdiri di masa Orde Baru. Karakteristik ruang gerak pers di masa rezim Orde Baru di bawah Soeharto, yakni adanya pembatasan ruang publik, termasuk pembatasan yang ketat terhadap kebebasan pers. Pers dibatasi dalam mengkritik terhadap pemerintah dengan menggunakan berbagai metode, yakni: sensor formal dan informal, larangan publikasi (baik sementara dan permanen), pemberlakuan SIUPP yang ketat untuk semua publikasi berita, dan pengawasan dan kontrol negara terhadap profesi wartawan melalui PWI (McCargo, 2003).
       Pada masa Orde Reformasi, di mana era kebebasan pers sangat dijunjung tinggi, memunculkan lahirnya berbagai media massa baru dan bahkan media lama yang pernah terkena pembreidelan oleh penguasa Orde Baru seperti Koran Tempo telah terbit kembali. Dalam periode sejarah ini, pers benar-benar mengalami kemajuan pesat. Langkah merger dan akuisisi ditempuh oleh sejumlah perusahaan sebagai strategi bisnis media yang dinilai ampuh hingga sekarang. Dari tahun 1998-2000 saja tercatat hampir 1.000 perusahaan media yang mendapatkan izin terbit dari pemerintah, kendati hanya sedikit perusahaan media yang bisa bertahan sebab terjadi kompetisi bisnis yang sangat ketat. Jumlah media cetak pada awal tahun 1999 sebanyak 289 buah, dan pada tahun 2001 menjadi 1.881 buah.
     Akhir tahun 2010, jumlah media cetak menyusut menjadi 1.076 buah (Data Serikat Penerbit Surat Kabar, 2011). Surat kabar dengan oplah tertinggi dipegang oleh Kompas dengan 600.000 eksemplar per hari, Jawa Pos 450.000 eksemplar per hari, Suara Pembaruan 350.000 per hari, Republika 325.000 eksemplar per ari, Media Indonesia 250.000 eksemplar per hari dan Koran Tempo dengan 240.000 eksemplar per hari. Pada tahun 2002, jumlah stasiun radio mencapai 873 buah. Pada tahun 2003, ada 11 stasiun televisi, 186 surat kabar harian, 245 surat kabar mingguan, 279 tabloid, 242 majalah dan 5 buletin (Gobel and Eschborn, 2005). Bagaimana peta industri media dalam skala global? Fakta menunjukkan bahwa industri media massa sedunia hanya dikuasai oleh 6 perusahaan media massa raksasa milik Yahudi. Perusahaan tersebut adalahVivende Universal, AOL Time Warner, The Walt Disney Co., Bertelsmann AG, Viacom, dan News Corporation. Enam konglomerasi media massa dunia tersebut menguasai 96 persen pasar media dunia (Ramdan, Anton A. 2009). Bahkan menurut Robert W. Mc Chesney pada tahun 2000, penguasa media massa tinggal 3 perusahaan raksasa (holdings), yang kemudian mereka disebut sebagai The Holy Trinity of the Global Media System. Chesney merisaukan dampak dari adanya kenyataan jika kekuataan media sebagai produsen budaya, produsen informasi politik dan kekuatan ekonomi; terkonsentrasi pada beberapa orang saja (Chesney, 2000).


Daftar Pustaka: 



Kamis, 02 Oktober 2014

Dampak Perkembangan IPTEK dalam Bidang Budaya




Pengaruh Iptek dalam Kehidupan Masyarakat Indonesia Perkembangan Iptek membawa pengaruh yang besar terhadap kehidupan sosial dan budaya. Selain itu, perkembangan budaya menimbulkan kebutuhan, aspirasi, dan gaya hidup baru.

  1. Teknologi dan Kultural Lag Cultural Lag adalah kondisi masyarakat yang belum siap menerima inovasi, kemudian dipaksakan oleh suatukeadaan. Masyarakat belum siap menerima perubahan Iptek, tetapi keadaan mengharuskan untuk mengadopsi ide tersebut. Akibatnya sikap mental masyarakat rentan terhadap goncangan dampak negatif yang muncul. Selain itu, disebabkan oleh pemahaman teknologi yang salah dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup.
  2. Teknologi dan Tuntutan Kualitas SDM Semakin canggih perkembangan teknologi, seharusnya diimbangi dengan kesiapan SDM dalam memanfaatkan teknologi. Hal ini dilakukan agar pemanfaatan inovasi teknologi berlangsung secara optimal. Akhirnya tidak terjadi penyalahgunaan dalam pemanfaatan teknologi untuk hal- hal yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Oleh karena itu, kesiapan SDM mutlak diperlukan agar tidak terkejut dalam mengikuti perkembangan teknologi.
  3. Cara Menghadapi Karya dan Potensi Iptek Teknologi perlu disikapi secara bijak. Saat dampak teknologi mulai merambah ke gaya hidup dan mengakibarkan terjadinya pengelompokan manusia ke dalam kelas sosial, kita harus menjunjung kejujuran dalam perilaku. Apa yang kita inginkan atas pembelian suatu barang? Apakah berdasarkan nilai guna atau nilai simbolik? Artinya, kita dituntut dalam memilih teknologi berdasarkan nilai guna untuk pemenuhan kebutuhan hidup.

Akibat kemajuan Teknologi bisa kita lihat :
  1. Perbedaan kepribadian pria dan wanita. Banyak pakar yang berpendapat bahwa kini semakin besar porsi wanita yang memegang posisi sebagai pemimpin, baik dalam dunia pemerintahan maupun dalam dunia bisnis. Bahkan perubahan perilaku ke arah perilaku yang sebelumnya merupakan pekerjaan pria semakin menonjol. Data yang tertulis dalam buku Megatrend for Women:From Liberation to Leadership yang ditulis oleh Patricia Aburdene & John Naisbitt (1993) menunjukkan bahwa peran wanita dalam kepemimpinan semakin membesar. Semakin banyak wanita yang memasuki bidang politik, sebagai anggota parlemen, senator, gubernur, menteri , dan berbagai jabatan penting lainnya.
  2. Meningkatnya rasa percaya diri. Kemajuan ekonomi di negara-negara Asia melahirkan fenomena yang menarik. Perkembangan dan kemajuan ekonomi telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan diri sebagai suatu bangsa akan semakin kokoh. Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat melecehkan bangsa-bangsa Asia.
  3. Tekanan, kompetisi yang tajam di berbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin , tekun dan pekerja keras. 

Meskipun demikian Kemajuan Teknologi akan berpengaruh Negatif pada aspek budaya:
  1. Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi “kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani”.
  2. Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti gotong royong dan tolong-menolong telah melemahkan kekuatan-kekuatan sentripetal yang berperan penting dalam menciptakan kesatuan sosial. Akibatnya bis dilihat bersama, kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja dan pelajar semakin meningkat dalam berbagai bentuknya, seperti perkelahian, corat-coret, pelanggaran lalu lintas sampai tindak kejahatan.
  3. Pola interaksi antar manusia yang berubah kehadiran komputer pada kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola interaksi keluarga. Komputer yang disambungkan dengan telpon telah membuka peluang bagi siapa saja untuk berhubungan dengan dunia luar. Program internet relay chatting (IRC) , internet, dan e-mail telah membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri. Selain itu tersedianya berbagai warung internet (WARNET) telah memberi peluang kepada banyak orang yang tidak memiliki komputer dan saluran internet sendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Kini semakin banyak orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan komputer.  Melalui    program internet relay chatting (IRC) anak-anak bisa asyik mengobrol dengan teman dan orang asing kapan saja.

Sumber : 

Dampak Perkembangan IPTEK dalam Bidang Sosial

        


            Seperti yang kita tahu dari dulu hingga sekarang teknologi itu sudah ada. Namun saat ini perkembangan teknologi itu sendiri semakin maju. Semakin majunya teknologi ini disebabkan karena manusia menggunakan akalnya untuk berfikir bagaimana cara mempermudah segala kegiatan mereka. Majunya IPTEK saat ini memiliki dampak-dampak dalam kehidupan sehari-hari khususnya bidang sosial.
         Dampak positif dari IPTEK terhadap bidang sosial yaitu,yang pertama mempermudah kita dalam berinteraksi dengan orang lain tanpa harus tatap muka. Dulu kita masih menggunakan surat untuk berkomunikasi jarak jauh yang memakan waktu lama untuk mendapat balasan. Setelah itu munculah telefon kabel. Dengan menggunakan telefon kabel ini seseorang tersebut sama halnya berbicara langsung dengan orang lain namun tanpa tatap muka. Dengan telefon kabel ini, seseorang dapat berkomunikasi jarak jauh tanpa harus menunggu balasan yang lama. Lalu munculah handphone yang lebih mempermudah manusia untuk berkomunikasi tanpa harus menggunakan kabel. Handphone mudah dibawa kemana-mana karena bentuknya yang kecil dibanding telefon kabel. Setelah itu munculah jejaring sosial yang membantu kita untuk berinteraksi lebih luas lagi dengan orang banyak seperti facebook,twitter,Friendster dan lain lain.
         Dampak positif yang kedua yaitu,mudahnya untuk mendapatkan suatu informasi. Dulu jika ingin mendapatkan suatu informasi atau berita terkini kita akan membeli koran. Namun sekarang kita bisa mengakses berita lewat internet dan kita sudah dapat membaca melalui media online. Masih banyak lagi dampak positif IPTEK dalam bidang sosial tapi tidak menutup kemungkinan bahwa IPTEK memiliki dampak negative.
         Adapun dampak negativenya yaitu, manusia cenderung bersifat individualis. Dengan berbagai kemudahan yang ada disekelilingnya, seseorang menjadi jarang berinteraksi dengan orang lain secara tatap muka. Sifat individualis menyebabkan hilangnya nilai gotong royong serta tolong menolong antar masyarakat. Dampak negative yang kedua yaitu menimbulkan ketergantungan. Bisa kita lihat di sekeliling kita bahwasannya setiap orang memiliki ketergantungan terhadap teknologi mulai dari penggunaan internet sebagai salah satu media untuk mendapatkan suatu informasi, jual beli barang, menggunakan jejaring sosial untuk berkomunikasi dan lain-lain.

Sumber : 

Dampak Teknologi Terhadap Suprastruktur Terhadap Bidang Politik



Dampak Positif Teknologi Informasi dalam Politik 

Kegiatan politik yang menggunakan teknologi informasi memiliki keuntungan yang sangat besar diantaranya :
  1. Dalam Demokratisasi

Salah satu tujuan utama dalam penggunaan politik dibantu dengan teknologi informasi adalah adanya peranan besar masyarakat dalam pengembangan pemerintah. Dengan e-government maka hal ini bisa tercapai. Bayangkan saja jika ada anggota DPR yang dapat berinteraksi dengan rakyat yang telah memilihnya, kegiatan tanya jawab, melakukan voting, saran dan kritik akan dapat tersalurkan dengan cepat, langsung, dan nyaman. Ini membuat masyarakat lebih tanggap dan mendapatkan kemungkinan suaranya didengar secara mudah. Masyarakat yang dapat bercakap-cakap langsung dengan anggota DPR itu juga dapat melakukan review kenapa mereka memilih perwakilan mereka tersebut dan dapat menentukan pilihan untuk wakil mereka di masa depan.

     2.   Dampak ramah lingkungan


Dengan menggunakan teknologi informasi berarti informasi yang disampaikan kebanyakan menggunakan media digital. Surat menyurat yang mungkin pada awalnya dapat bertumpuk-tumpuk kini cukup dengan menggunakan e-mail sudah dapat dilaksanakan. Dengan demikian penggunaan kertas dapat dikurangi yang berarti penebangan pohon dapat berkurang.

      3.   Cepat, efisien, nyaman

Kegiatan komunikasi untuk keperluan politik dengan menggunakan teknologi informasi menyebabkan sampainya berita lebih cepat, dilakukan secara efisien, dan nyaman. Misalnya jika ada masyarakat yang ingin mengajukan pendapatnya ke wakil rakyat maka cukup dengan menggunakan e-mail surat dapat sampai dengan segera. 

      4.   Politik Internasional


Di bidang politik internasional, juga terdapat kecenderungan tumbuh berkembangnya regionalisme. Kemajuan di bidang teknologi komunikasi telah menghasilkan kesadaran regionalisme. Ditambah dengan kemajuan di bidang teknologi transportasi telah menyebabkan meningkatnya kesadaran tersebut. Kesadaran itu akan terwujud dalam bidang kerjasama ekonomi, sehingga regionalisme akan melahirkan kekuatan ekonomi baru.    


Dampak Negatif Teknologi Informasi dalam Politik

Walaupun penggunaan teknologi informasi dalam politik memberikan benefit yang sangat banyak, namun tetap ada  dampak negatifnya, dalam segi:

  • Biaya

Walaupun politik yang menggunakan informasi dan teknologi dapat melakukan pengeluaran yang lebih sedikit daripada konvensional, namun sebelumnya untuk membuat infrastruktur dan teknisinya akan memiliki biaya yang sangat mahal.
  • Jangkauan akses

Harus diakui tidak semua orang melek terhadap teknologi. Bagi warga yang berada jauh di pedalaman akan susah untuk mengakses website, blog, atau video streaming tentang politik di Indonesia.
  • Transparansi

Pada beberapa negara maju, banyak yang meragukan berita-berita negara yang diterbitkan oleh negara sendiri. Alasannya karena yang menulis berita itu adalah negara dan penerbitnya adalah negara. Kecurigaan akan modifikasi berita dapat terjadi
  • Privasi

Sebuah badan politik seperti negara memerlukan tanggapan dari warganya. Jika negara terus meminta informasi maka privasi dari seseorang semakin sulit untuk dijaga. Ini akhirnya menjadi dilema, di sisi yang satu data dari masyarakat dihimpun untuk mengembangkan kegiatan negara namun di sisi yang lain negara pun harus menjunjung tinggi hak privasi warganya.


Dalam membuat kegiatan politik menggunakan teknologi informasi menjadi nyaman maka dampak negatif yang ada harus sebisa mungkin diminimalisir. Adapun solusi yang dapat dirujuk dan dikembangkan adalah sebagai berikut:
  • Masyarakat diajarkan fungsi dan manfaat teknologi informasi. Perkembangannya yang semakin pesat akan harus selalu dikejar masyarakat agar dalam kegiatan politik dan teknologi informasi masyarakat dapat mengikuti. Tanpa adanya pemahaman akan teknologi informasi maka kegiatan e-government sendiri tidak akan berjalan.
  • Kegiatan-kegiatan negara sedini mungkin menunjukkan transparansi kepada masyarakat. Masyarakat yang dapat melihat kegiatan negara maka dapat menjadi semakin kritis dan memberikan solusi tepat guna. Kegiatan yang ditutup-tutupi oleh negara hanya akan memberikan rasa tidak percaya dari masyarakat.
  • Masyarakat diberikan pemahaman menyeluruh tentang etika dalam teknologi informasi agar dapat membentengi diri dalam penyalahgunaan privasi, baik itu dari orang lain maupun negara. Dengan demikian data-data yang tersalurkan adalah data yang memang dibutuhkan untuk pengembangan negara dan bukan data pribadi yang tidak berhak untuk disebarkan.

Sumber : 

Rabu, 01 Oktober 2014

Dampak Teknologi Terhadap Suprastruktur Terhadap Bidang Ekonomi

   Teknologi adalah suatu cabang antropologi budaya yang berhubungan dengan studi terhadap kebudayaan materi. Hal ini lebih dimaksudkan sebagai proses-proses manusia dalam menangani dan mengendalikan lingkungan fisiknya. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi secara umum adalah semua teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi. (Kementerian Negara Riset dan Teknologi, 2006: 6). Jika dilihat pada saat sekarang ini perkembangan teknologi informasi terutama di Indonesia semakin berkembang. Dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi dapat memudahkan kita untuk belajar dan mendapatkan informasi yang kita butuhkan dari mana saja, kapan saja, dan dari siapa saja. Dalam perekonomian suatu negara, teknologi informasi mulai dirasa mempunyai peran yang penting dalam perekonomian suatu negara karena dengan berkembangnya teknologi informasi, perekonomian suatu negara mulai memperlihatkan perubahan yang cukup signifikan. Banyak hal yang dirasa berbeda dan berubah dibandingkan dengan cara yang berkembang sebelumnya. Saat sekarang ini jarak dan waktu bukanlah sebagai masalah yang berarti untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, berbagai aplikasi tercipta untuk memfasilitasinya.
  Perekonomian suatu negara dapat dilihat dari perkembangan teknologi informasi dan komunikai di negara tersebut. Semakin tinggi perkembangan teknologi informasi maka semakin tinggi pula pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Namun perkembangan teknologi informasi ini juga memiliki sisi negatif, dimana banyak penyalahgunaan teknologi dalam melakukan tindak kriminal. Kemajuan teknologi adalah sesuatu hal yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga memungkinkan digunakan untuk hal negatif dari kemajuan teknologi dalam kehidupan manusia.

1.     Dampak Positif
Teknologi yang berkembang pesat, baik teknologi informasi, komunikasi, maupun transportasi. Sehingga orang dapat berhubungan melewati batas-batas negara. Lebih lanjut dampak positif teknologi informasi dan komunikasi di bidang ekonomi adalah :
  • Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi
  • Terjadinya industrialisasi
  • Produktifitas dunia industri semakin meningkat. Kemajuan teknologi akan meningkatkan kemampuan produktivitas dunia industri baik dari aspek teknologi industri maupun pada aspek jenis produksi. Investasi dan reinvestasi yang berlangsung secara besar-besaran yang akan semakin meningkatkan produktivitas dunia ekonomi. Di masa depan, dampak perkembangan teknologi di dunia industri akan semakin penting. Tanda-tanda telah menunjukkan bahwa akan segera muncul teknologi bisnis yang memungkinkan konsumen secara individual melakukan kontak langsung dengan pabrik sehingga pelayanan dapat dilaksanakan secara langsung dan selera individu dapat dipenuhi, dan yang lebih penting konsumen tidak perlu pergi ke toko.
  • Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu menambah skill dan pengetahuan yang dimiliki. Kecenderungan perkembangan teknologi dan ekonomi, akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja dan kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan. Kualifikasi tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan akan mengalami perubahan yang cepat. Akibatnya, pendidikan yang diperlukan adalah pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja yang mampu mentransformasikan pengetahuan dan skill sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja yang berubah tersebut. 
  • Di bidang kedokteran dan kemajauan ekonomi mampu menjadikan produk kedokteran menjadi komoditi.
     2. Dampak Negatif

Di bidang teknologi terjadi penyalahgunaan fungsi teknologi untuk hal-hal yang melanggar norma, seperti video porno yang direkam via handphone, atau kasus penipuan via internet. Dampak negatif perkembangan teknologi informasi
komputer di bidang ekonomi:

  • Terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan;
  • Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan: konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas yang bermental instant;
  • Kemajuan TIK juga pasti akan semakin memperparah kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakat antara orang kaya dan orang miskin;
  • Pencurian uang di Bank melalui internet, dan biasanya orang yang ahli di bidang itu disebut Hacker. Perbuatan kriminal tersebut sulit untuk di deteksi karena mereka menggunakan taktik sendiri dan kode-kode tertentu dalam pelaksanaan misi mereka. Dan itu semua tidak dapat diketahui pihak lain. Pembobolan Bank ini dapt merugikan negara karena jumlah yang diraut bukan hanya jutaan rupiah, melainkan trillyun rupiah;
  • Adanya aksi tipu menipu dalam proses jual beli online yang dapat merugikan beberapa pihak; 
  • Karena sifatnya yang ‘real time’ (langsung), cara belanja dengan menggunakan kartu kredit adalah cara yang paling banyak digunakan dalam dunia internet. Para penjahat internet pun paling banyak melakukan kejahatan dalam bidang ini. Dengan sifat yang terbuka, para penjahat mampu mendeteksi adanya transaksi (yang menggunakan kartu kredit) online dan mencatat kode kartu yang digunakan. Untuk selanjutnya mereka menggunakan data yang mereka dapatkan untuk kepentingan kejahatan mereka;
  • Dengan jaringan yang tersedia seperti yang terdapat pada beberapa situs yang menyediakan perjudian secara online, para penjudi tidak perlu pergi ke tempat khusus untuk memenuhi keinginannya.

Sumber : 
  • http://www.mysusis.com/2013/08/perkembangan-iptek-dan-dampaknya-dalam-berbagai-bidang.html
  • http://satutitikhitam.blogspot.com/2012/11/dampak-negatif-perkembangan-teknologi.html
  • http://thyamuthya94.blogspot.com/2013/11/dampak-perkembangan-iptek-dalam-bidang.html